PRINSIP & KONSEPTUALISASI PRINSIP KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

PRINSIP KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA & KONSEPTUALISASI PRINSIP KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

 

A.    Apa itu prinsip? 

 

Prinsip adalah ide atau aturan dasar yang menjelaskan atau mengontrol bagaimana sesuatu itu terjadi atau sesuatu itu bekerja. Misalnya negara indonesia ini dijalankan dengan prinsip  Pancasila. 

 

Dan kenapa kita perlu prinsip-prinsip komunikasi anatar budaya? Karena prinsip-prinsip ini berfungsi    untuk memandu proses pertukaran informasi yang bermakna, informasi yang tidak ambigu, yang        melintasi batas-batas budaya. Prinsip ini ini pun berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk    bagi kelompok atau komunitas koheren, baik seluruh wilayah atau sebagian  dari wilayah tertentu.

 

B.    Prinsip apapun tetap berbasis pada karakteristik kebudayaaan

 

Stella Ting-Toomey dan Leeva C. Chung (2012) memulai ulasan karakter (istik) komunikasiM antarbudaya dengan memberikan pengantar tentang kebudayaan. Dia mengakui bahwa secara khusus, istilah "budaya" dalam antropologi Amerika memiliki dua arti, yaitu, kapasitas manusia yang berevolusi untuk mengklasifikasikan dan mewakili pengalame, dengansimbol, dan untuk bertindak secara imajinatif dan kreatif, dan cara-cara berbeda yang dilakukan orang-orang yang tinggal di belahan dunia yang berbeda bertindak secara kreatif dan diklasifikasikan dan mewakili/ pengalaman mereka. Budaya memungkinkan manusia untuk lebih cepat beradaptasi. Dengan kata lain, karakteristik komunikasi antartar budaya tetap berbasis pada karakteristik kebudayaan itu sendiri. Yaitu sebagai berikut: 

 

1.     Kebudayaan Bersifat Universal

Yang artinya kebudayaan itu sebagai sesuatau yang umum, kenapa? Karena selalu ada di dalam setiap kehidupan manusia di planet ini, sehingga kebudayaan ini bervariasi dari suatu masyarakat ke masyarakat lain.

 

2.     Kebudayaan Material dan Immaterial

Sosiolog Ogburn dan Nimkoff (dalam Godin, 2010) membagi kebudayaan menjadi dua bagian, yaitu material dan budaya nonmaterial. Budaya material ini terdiri dari benda-benda konkret dan berwujud buatan manusia, seperti peralatan, furniture, buku dan masih banyak lagi. Sedangkan budaya non material itu merupakan benda-benda yang tidak berwujud dan abstrak, seperti adat istiadat, tradisi, kebiasaan, seni, agama, kepercayaan, sikap dan masih banyak lagi.  

 

3.     Kebudayaan Bersifat Simbolik

Kebudayaan didasarkan pada simbol. Simbol adalah sesuatu yang mempunyai arti dari sesuatu yang lain. Simbol bervariasi antara dan lintas budaya. Simbol hanya memiliki makna ketika orang-orang dalam suatu budaya menyetujui penggunaan simbol itu. Bahasa, uang, dan seni semuanya adalah simbol. Bahasa adalah komponen simbolis terpenting dari budaya. Simbol verbal dan nonverbal berada di dalam dan terbentuk oleh sistem budaya sehingga memiliki cara unik untuk menghubungkan manusia satu sama lain. Manusia menciptakan makna atas simbol dan apa yang diwakili oleh simbol; akibatnya, interpretasi simbol yang berbeda dapat terjadi dalam konteks budaya yang berbeda.

 

Contoh, ada pertemuan eksekutif senior yang hendak membuat keputusan tentang layanan baru. Kelompok pemimpin seperti ini memiliki budaya tim yang mengarahkan mereka ke suatu proses demokratis; pengambilan keputusan diambil setelah setiap pemimpin memberikan suaranya. Satu suara dari setiap anggota. Inilah budaya eksekutif senior orang Amerika. Sekarang bayangkan, ada satu kelompok pemimpin yang sama dengan tugas yang sama; mereka adalah orang Jepang atau Indonesia. Para pemimpin yang lebih muda dalam kelompok ini, Jepang dan Indonesia, akan meminta nasihat kepada yang lebih tua.

 

Dan inilah contoh bagaimana sistem budaya membedakan interpretasi dan ekspresi. Dalam beberapa sistem budaya, pemungutan suara bukanlah suatu pilihan. Simbol suara memiliki makna dan interpretasi yang berbeda atau mungkin bahkan tidak ada dalam arti praktis-tergantung pada latar belakang budaya.

 

4.     Kebudayaan Dapat Dipelajari

Ingat bahwa kebudayaan itu dapat dipelajari. Kebudayaan tidak pernah diwariskan secara biologis. Kebudayaan itu bukan bawaan lahir, namun dipelajari sejak seseorang dilahirkan. Kita belajar budaya dari keluarga, teman sebaya, institusi, dan media. Proses belajar budaya disebut enkulturasi. Bagaimana budaya dipelajari? Ada tiga bentuk pembelajaran yang berbeda, yaitu: (a) pembelajaran formal, belajar dari orang dewasa dan saudara yang lebih tua, misalnya tentang bagaimana kita berperilaku; (b) pembelajaran informal, terjadi ketika seorang anak belajar dengan meniru perilaku orang lain; dan (c) pembelajaran teknis, guru mengajar anak tentang apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu harus dilakukan.

 

Contoh lain, periklanan dan komunikasi pemasaran dapat memengaruhi ketiga jenis pembelajaran budaya tersebut di atas. Iklan menampilkan gambaran tentang cara-cara yang sangat berpengaruh terhadap pembelajaran informal. Iklan telah menyediakan model perilaku untuk ditiru, apalagi jika iklan menampilkan produk yang terlihat mencolok sehingga langsung dievaluasi dalam pengaturan publik. Para penonton iklan, orangtua, teman-teman, atau para guru memainkan peran evaluasi yang penting. Pengulangan pesan iklan dapat menciptakan dan memperkuat kevakinan dari nilai-nilai budaya terhadap produk tertentu. Di sini, makna budaya bergerak dari budaya material yang diiklankan oleh produsen kemudian memasuki budaya konsumen yang memakai produk-produk tersebut.

 

5.     Kebudayaan Dapat Dibagikan

Kebudayaan merupakan identitas suatu komunitas yang kita sebut komunitas budaya yang di dalamnya mempraktikkan norma-norma tertentu. Budaya mengandung nilai-nilai, norma, tradisi, adat istiadat, kepercayaan, pikiran, komunikasi, tindakan, sejarah, cerita rakyat, agama, seni, dan/atau musik yang dibagikan bersama, dan institusi; kelompok ras, etnis, agama, atau sosial orang. Karena kita berbagi budaya dengan orang-orang lain (baik di dalam kelompok budaya kita maupun dengan kelompok lain), kita dapat bertindak dengan cara yang sesuai secara sosial, kemudian dapat memprediksi bagaimana orang lain akan bertindak. Berbagi budaya berarti kita berbagi apa yang dapat kita dan orang lain lakukan.

 

Contoh, kita berbagi informasi tentang perawatan kesehatan.

Proses berbagi ini meliputi dari siapa dan kepada siapa informasi kesehatan itu dibagi, jenis informasi apa yang dibagikan, melalui media apakah informasi itu dibagi, dan harapan kita tentang dampak informasi kesehatan itu seperti apa. Singkatnya, karena perawatan kesehatan adalah konstruksi budaya, yang timbul dari kepercayaan tentang sifat penyakit yang meliputi tubuh manusia. Di sini pengaruh budaya memainkan peran penting dalam perawatan kesehatan dan intervensi pencegahan penyakit. Dengan memahami, menilai, dan menggabungkan perbedaan budaya dari suatu populasi yang beragam, lalu memeriksa nilai dan keyakinan yang terkait dengan keschatan, memahami organisasi keperawatan, kerja praktisi kesehatan, sistem perawatan kesehatan, dan lain-lain, kita dapat melayani kebutuhan dari populasi dalam beragam budaya.

 

6.     Kebudayaan Itu Beraneka Ragam

Keberagaman budaya dapat ditunjukkan melalui atau dipengaruhi oleh bahasa, agama, pandangan dunia, politik, pendidikan, teknologi, dan lain-lain. Istilah "beragam secara budaya" sering digunakan secara bergantian dengan konsep "multikulturalisme". Seorang spesialis masalah keberagaman budaya dan multikulturalisme, menggambarkan tujuh tindakan penting yang kita perlu ketahui jika ingin terlibat dalam multikulturalisme, antara lain:

 

a.     Mengakui keberagaman budaya yang berlimpah.

b.     Menghormati perbedaan.

c.     Mengakui validitas ekspresi dan kontribusi budaya yang berbeda.

d.     Menghargai apa yang ditawarkan budaya lain.

e.     Mendorong kontribusi berbagai kelompok.

f.      Memberdayakan orang lain untuk memperkuat diri mereka sendiri dan orang lain demi mencapai potensi maksimal melalui sikap kritis terhadap bias mereka sendiri.

g.     Menoleransi perbedaan untuk mewujudkan persatuan melalui keberagaman.

 

7.     Identitas Budaya Bersifat Tumpang-Tindih

Identitas budaya itu saling tumpang-tindih, misalnya dalam kelas, jenis kelamin, etnis, usia, nasional, dan regional. Identitas budaya mengacu pada rasa memiliki seseorang terhadap budaya atau kelompok tertentu.

Proses ini melibatkan pembelajaran tentang dan menerima tradisi, warisan, bahasa, agama, leluhur, estetika, pola pikir, dan struktur sosial suatu budaya. Biasanya, orang menginternalisasi keyakinan, nilai, norma, dan praktik sosial dari budaya mereka sebagai identifikasi diri.

Budaya menjadi bagian dari konsep diri. Namun, beberapa penelitian telah mencatat bahwa teori identitas budaya yang ada mungkin tidak menjelaskan fakta bahwa individu dan kelompok yang berbeda mungkin tidak bereaksi atau menafsirkan peristiwa atau kejadian dengan sikap yang sama (Lustig, 2013).

Sehingga dapat diuraikan bahwa tampaknya ada perbedaan sudut pandang mengenai identitas budaya dan sosial. Identitas budaya didefinisikan sebagai identitas suatu kelompok atau budaya atau individu sejauh seseorang dipengaruhi oleh seseorang yang termasuk dalam suatu kelompok atau budaya. Bentuk-bentuk identifikasi baru telah disarankan untuk "memecah" pemahaman individu secara keseluruhan menjadi koleksi berbagai konsep tentang "faktor apa" yang dijadikan sebagai pengidentifikasi budaya. Apakah pengidentifikasi tersebut dapat dihasilkan dari berbagai kondisi termasuk: lokasi, jenis kelamin, ras, sejarah, kebangsaan, bahasa, seksualitas, kepercayaan agama, etnis, estetika, dan bahkan makanan.

 

8.     Kebudayaan Bersifat Sistemik

Dalam teori sistem, sistem adalah bagian yang saling terkait dan saling berhubungan yang menciptakan keseluruhan. Ada pola perilaku yang terikat dalam sistem struktural yang berakar dalam (di bawah garis permukaan gunung es). Hal yang kita lihat di puncak gunung es adalah perilaku; kita tidak melihat apa yang berkontribusi pada perilaku itu.

Bayangkan, misalnya, seorang perempuan kulit putih berjalan di jalan yang sunyi, dia dengan cepat menggenggam tas tangannya saat dia melewati seorang pria kulit hitam. Kemudian, ketika dia melihat seorang pria kulit putih berjalan ke arahnya, dia dengan cepat melonggarkan cengkeramannya pada tas tangannya itu.

 

9.     Kebudayaan Bersifat Dinamis

Dalam abad ke-21 ini, budaya-budaya yang dulu kita anggap remeh sebagai bagian dari realitas abadi tampaknya kini sedang berubah.

Begitu kita sebut globalisasi, dalam benak kita adalah perubahan budaya. Apa pun yang mendorong kesan bersama tentang dunia yang berubah, gerakan dinamika budaya, adalah pertanyaan kritis yang dihadapi umat manusia saat ini. Memang, pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20, dalam ilmu sosial klasik sudah dikenal konsep perubahan (dinamika) kebudayaan, namun pada saat itu disebut modernisasi atau industrialisasi. Kini, ilmu sosial sekali lagi didorong untuk membahas dinamika kebudayaan ini. Pastinya, ada pertanyaan teoretis dan metodologis yang kritis: bagaimana kita bisa menangkap dinamika budaya kontemporer?

Setidaknya ada empat sumber dasar dinamika budaya, yaitu sebagai berikut:

 

a.     Importation, yaitu informasi tentang budaya baru yang akan dimpor ke dalam budaya yang sudah ada. Proses impor terjadi melalui transmisi.

b.     Invention, yaitu informasi tentang budaya baru yang belum ada dalam budaya yang sudah ada, budaya ini ditambahkan ke dalam budaya yang ada tanpa proses impor.

c.     Selection, yaitu informasi budaya yang dipilih untuk direproduksi lebih lanjut dalam budaya yang sudah ada atau informasi itu dipilih untuk dihapus dari suatu budaya.

d.     Drift, yaitu proses acak yang menghasilkan perubahan dalam prevalensi informasi budaya dari waktu ke waktu.

10.  Kebudayaan Mengalami Perubahan

a)     Evolusi Kebudayaan

Evolusi kebudayaan merupakan teori antropologi yang dikembangkan pada abad ke-1 Teori ini merupakan hasil pengembangan teori evolusi Darwin. Evolusi budaya mengasumsikan bahwa seiring berjalannya waktu, perubahan budaya seperti munculnya kesenjangan sosial atau munculnya sistem pertanian "baru" terjadi sebagai akibat adaptasi manusia dengan beberapa stimulus nonkultural, seperti perubahan iklim atau pertumbuhan populasi.

 

b)    Perubahan Kebudayaan

Perubahan budaya adalah istilah yang digunakan dalam pembuaian.

Periakan publik yang menekankan pengaruh modal budaya terhad, perilaku individu dan masyarakat. Kadang-kadang disebut reposis budaya, vang berarti rekonstruksi konsep budaya masyarakat. Dimana konsep perubahan budaya ini fokus pada penentu modal sosial dan budava dalam pengambilan keputusan, dengan memperhatikar cara beragam faktor berinteraksi satu sama lain, seperti faktor ketersediaan informasi atau insentif kuangan yang dihadapi individu untuk mendorong perilaku.

 

c)     Mekanisme Perubahan Kebudayaan

Sebelum menjelaskan perubahan kebudayaan, sekali lagi saya mengutip beberapa istilah yang berkaitan dengan perubahan kebudayaan itu sendiri.

 

d)    Conotoh Perubahan Budaya Organisasi

Kita akan mengambil contoh kepemimpinan yang dimana sebagai seorang pemimpin, wujudkan budaya dalam tindakan, kata-kata, dan perilaku Anda. Apa pun yang kurang akan dianggap sebagai kemunafikan dan kurangnya komitmen terhadap perubahan budaya. Jika Anda ingin menciptakan pola pikir layanan pelanggan yang lebih baik, orientasi dan fokus pada pelanggan.

Jika Anda ingin mengembangkan budaya keselamatan, kenakan sabuk pengaman Anda, bertindaklah dengan aman, dan kenakan alat pelindung diri (Personal Protective Equipment/PPE) saat Anda butuhkan.

 

KONSEPTUALISASI PRINSIP KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

  • Igor Klyukanov (2005)
  • Erin Mayer (2014)
  • Deardoff (2009)
  • Lendvay Endre (2019)


PRINSIP KAB EFEKTIF

Menurut deLooper (2015) KAB merupakan Komunikasi antar individu yang berbeda konteks budaya, sehingga penting bagi kita untuk mengenali dan menangani perbedaan budaya tsb, di antaranya yaitu:

  •      Menghormati Budaya Lain.
  •      Kesadaran akan budaya (sendiri & orang lain).
  •      Pengetahuam tentang kode yang berbeda.

 

PRINSIP MENGONTROL AKTIVITAS KOMPONEN KAB

A. Mengontrol : Pengirim dan Penerima (Komunikasi efektif &latar belakang)

B. Mengontrol : Pesan (Verbal & Non verbal)

C. Mengontrol : Media

D. Mengontrol : Hambatan (noise)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL-MODEL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (GUDYKUNST, BALDWIN)