MODEL-MODEL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (KNAPP, NEULIP)



Model komunikasi antarbudaya adalah model yang menggambarkan proses terjadinya komunikasi antarbudaya atau komunikasi lintas budaya.

 A. Model Knapp

Model 'staircase' ini digagas oleh Mark Knapp (Floyd, 2016). Prinsip-prinsip model ini bersumber dari Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory, SPT) yang digagas psikolog Irwan Altman dan Dalmas Taylor pada tahun 1973. Tujuan teori SPT adalah untuk memahami pengembangan hubungan antarpersonal. Menurut Knapp, pengembangan hubungan antarpersonal itu terdiri dari "proses sepuluh langkah", yang dipecah menjadi dua fase berbeda, namun saling berkait. Dua fase itu adalah 'coming together' dan 'coming apart'.

1. Coming Together

a. Initiating, tahap pertama, ketika   Anda baru pertama kali bertemu, melihat orang lain, apa yang Anda lihat dalam pertemuan awal itu merupakan informasi visual semata-mata.

b. Experimenting, Anda mulai menggali informasi awal misalnya informasi tentanv demografi (umur nama, jabatan) orang lain biasanya Anda mulai dengan percakapan kecil atau basa-basi.

c. Intensifying, Anda semakim intensif dalam percakapan sehingga orang lain mulai mrngungkapkan informasi yang mungkin menjadi rahasia dia, tujuan, atau cita-cita serta keinginannya.

d. Intergrating, yaitu tahap dimana Anda mulai mengintegrasikan kepribadian orang lain menjadi satu dengan Anda.

e. Bonding, merupakan tahap akhir dimana Anda dan orang lain "mengumumkan" kepada pihak lain tentang hubungan tersebut.

 

2. Coming Apart

a. Differentiating. Anda mulai melihat beberapa perbedaan, misalnya perbedaan keyakinan, sikap, dan nilai-nilai.

b. Circumscribing. Anda mulai membatasi kualitad dan kuantitas informasi yang dipertukarkan.

c. Stagnating. Pada tahapan ini komunikasi Anda berdua mulai terasa macet; mungkin sesekali masing-masing pihak mulai merasa terjebak dalam interaksi yang baru saja terbentuk.

d. Avoifing. Masing-masing pihak mulai menghindari satu sama lain, biasanya dimulai dari menjauhkan diri secara fisik, menghindari telepon, dan lain-lain.

e. Terminating. Ini adalah tahapan dimana Anda mulai mengakhiri hubungan dengan dia, Anda mulai membahas bagaimana pengalaman masa lalu, sekarang, dan bagaimana masa depan hubungan tersebut.

 

B. Model Neuliep

1. Model Kontekstual untuk Memahami Komunikasi Antarbudaya

Model ini didasarkan pada kenyataan bahwa ketika orang-orang dari budaya yang berbeda/coculture bertemu dan bertukar pesan verbal dan/atau nonverbal, maka mereka melakukannya dalam berbagai konteks. Seperti konteks budaya, mikrokultural, lingkungan, sosial-relasional, dan persepsi.

 

2. Pendekatan Fungsional, Interpretif, dan Kritis Kontekstual

Meskipun ada perbedaan filosifis dan metodogis, tiga perspektif ini, fungsional, interpretif, dan kritis mendominasi pendekatan konteks komunikasi antarbudaya. Oleh karena itu, model ini sering disebut model (pendekatan) fungsional, interpretif, dan kritis. Para peneliti dan perspektif fungsional menggunakan teori dan kontruksi komunikasi antarpersonaluntuk menguji komunikasi dalam konteks antarbudaya.

3. Model yang Berkaitan dengan Konteks

Model Neuliep juga menyajikan serangkaian konteks yang saling tergantung, yang secara grafis diwakili oleh serangkaian lingkaran konsentris

4. Definisi Konteks, Budaya, dan Komunikasi

Neuliep dalam berbagai tulisannya mengajukan model ini berdasarkan konteks yang mengacu pada pengaturan, situasi, keadaan, latar belakang, dan kerangka kerja keseluruhan dimana komunikasi terjadi.

 5. Konteks Mikrokultural vs Budaya Nasional

Konteks mikrokultur bahwa ada budaya yang sering disebut sebagai budaya minoritas atau subkultur, disini terkait dengan budaya ras dan etnik, satu area spesifik untuk membahas gagasan mikrokultur. Meskipun Neuliep mengakui adanya varian budaya dan membahas konsep mikrokultur, dalam kebanyakan teks dia tampaknya masih dibangun berdasarkan konsep budaya nasional yang digeneralisasi dan tidak dipertanyakan.


Komentar