MODEL-MODEL ANTAR BUDAYA (SAMOVAR & POTER, NAKAYAMA & FLORES)

Model Samovar dan Porter

Definisi Kebudayaan

Samover dan Porter (2004) memulai penjelasan model komunikasi antarbudaya dengan menjelaskan ulang pengertian komunikasi antarbudaya yang secara konseptual berkaitan dengan pemahaman budaya nasional. Ini merupakan prinsip dasar. Budaya adalah bangsa.

       

Samovar dan Porter (2004) mendaftar lima pendekatan untuk mendefinisikan budaya, sekaligus menjadi dasar pembahasan komunikasi antarbudaya, yaitu sebagai

berikut:

a. Budaya dipelajari.

b. Budaya dibagikan.

c. Budaya ditransmisikan dari generasi ke generasi.

d. Budaya didasarkan pada symbol

e. Budaya itu dinamis.

 

·       Paham Isyarat Nonverbal

Komunikasi nonverbal melibatkan semua rangsangan nonverbal dalam pengaturan komunikasi yang dihasilkan oleh sumber dan penggunaannya terhadap lingkungan yang memiliki nilai pesan potensial bagi sumber atau penerima (Samovar dan Porter, 2004).

  

·       Menyimak Rasisme

Samovar dan Porter (2004) mengusulkan empat langkah untuk menghindari rasisme:

a. Pertama, agar semua pihak mencoba jujur pada diri sendiri ketika menghadapi keyakinan rasis yang sedang dimiliki.

b. Kedua, penting untuk menolak lelucon dan penghinaan rasis setiap kali anda mendengarnya karena pesan yang sama ini akan dapat dikirimkan kepada orang lain.

c. Ketiga, menghormati kebebasan karena berdasarkan deklarasi Amerika Serikat tentang anti rasisme.

d. Keempat, memeriksa akar historis rasisme agar dapat

memahami rasisme.

 

·       Memahami Tindakan Diskriminasi dan Etnosentrisme

Samovar dan Porter (2004), mengartikan Diskriminasi adalah cara paling transparan untuk mengekspresikan sikap negatif berdasarkan ras, agama, orientasi seksual, dan keturunan.

 

·       Memahami Tindakan Diskriminasi dan Etnosentrisme

Adalah masalah besar dalam komunikasi antarbudaya karena orang orang etnosentris menganggap diri mereka dan budaya mereka sendiri lebih unggul daripada orang lain dan menilai orang lain berdasarkan standar budaya mereka sendiri. Orang-orang dengan pikiran etnosentris berpikir bahwa cara hidup mereka adalah satu- satunya yang benar dan yang lain salah.

 

·       Etnosentrisme

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya

Samovar dan Porter membuat 4 komponen kompetensi lintas budaya, yaitu sebagai berikut:

a.     Motivasi berkomunikasi.

b.     Pengetahuan

c.     Keterampilan

d.     karakter

 

 Sadar Tentang Kejutan Budaya

Samovar dan Porter (2004) mencatat beberapa reaksi yang mungkin dirasakan seseorang ketika menyesuaikan diri dengan budaya baru. Misalnya pertentangan terhadap lingkungan baru, rasa disorientasi. Perasaan penolakan, kerinduan, sakit perut dan sakit kepala, penarikan diri, dan banyak lagi, tetapi tidak semua orang merespons kejutan budaya dengan cara yang sama atau setiap orang membutuhkan jumlah waktu yang sama untuk

menyesuaikan diri.

 

 Sadar Tentang Kejutan Budaya

Mereka yang mengalami kejutan budaya mengalami empat tahap :

1. Fase Kegembiraan.

2. Fase Orang Mengalami Kekecewaan.

3. Fase Revolusi Awal.

4. Fase orang memahami semua elemen budaya baru, seperti nilai-nilai, norma, adat istiadat dan kepercayaan, dan terasa nyaman

 

Rancangan Model

Samover dan Porter (2004) menyebutkan rancangan model ini Sekurang-kurangnya ada 3

keutamaan model ini:

a. Cultures vary in how different they are from each other.

b. Individuals are not the same as cultures

c. Cultures shape the way we process and create messages.

       

 MODEL NAKAYAMA DAN FLORES

Model Nakayama dan flores

Model ini berasumsi bahwa "prediksi" dan "kebaruan" (novelty) merupakan dua sisi yang berlawanan, namun biasa digunakan untuk menghadapi situasi ketidakpastian dan ketegangan itu.

 

  Model ini disebut 'dialectical approach' yang penjelasannya diringkas Baldwin (2002)

1. pendekatan dialektikal

2. konsep “dialektik”

3. situasi dialektika pertama selalu tampak dalam interaksi sehari-hari

ketegangan kedua yang kita hadapi adalah ketika kita memulai doing research, terutama ketika kita harus berhadapan dengan tiga "paradigma

 

 Pendekatan Dialektikal

sebagiannya mengacu pada catatan singkat teori Marx dan Hegel. Menurut Marx ada ketegangan antara sistem politik/ekonomi (tesis) yang harus berhadapan dengan pandangan yang berlawanan (antitesis). Dua pandangan ini sama-sama berjuang untuk menciptakan satu sintesis, lalu sintesis itu bercokol beberapa waktu untuk menghadapi tesis dan antithesis baru untuk menentang pendapat tersebut.

 

 Konsep Dialektik

Sederhananya, pendekatan dialektis menjelaskan bagaimana satu pasangan menginginkan keseimbangan tertentu, misalnya kemerdekaan dan otonomi, sedangkan padangan lain mungkin ingin keseimbangan yang berbeda; singkatnya, ketegangan dan kenyamanan selalu ada dalam relasi dan juga selalu ada dan berhadapan secara dikotomis.

 

 situasi dialektika pertama selalu tampak dalam interaksi sehari-hari

Contohnya:

a. Cultural Individual. Ketegangan antara "budaya" dan "individu".

b. Personal <-> Social-Contextual.

c. Differences <-> Similarities. "berbeda" dan "kesamaan".

d. Static <-> Dynamit. Ketika kita berkomunikasi, ada situasi.

e. Present-Future <-> History-Past

f. Privilege <-> Disadvantage.

 

 ketegangan kedua yang kita hadapi adalah ketika kita memulai doing research, terutama ketika kita harus berhadapan dengan tiga "paradigma"

a. Causal <-> Reciprocal <-> Contested.

b. Reductionist <-> Holistic.

c. Objective <-> Subjective.

Komentar